Suatu sore, professor
hendak menyeberang ke pulau tempat tinggalnya. Dia segera melompat ke perahu,
dan berpesan kepada si pelaut agar mengantarnya ke pulau dimaksud. Perahu
secara perlahan meninggalkan pelabuhan, dan professor duduk tenang di bagian
belakang kapal. Dalam perjalanan, professor melihat sang pelaut sebagai seorang
yang bodoh, buta huruf dan dia bertanya dengan nada sombong. Have you ever been to school or studied any
literature? Pernahkah engkau sekolah atau dapat membaca buku? No, said the sailor innocently. Tidak,
jawab si pelaut lugu. Then you've missed
out on half of your life. Berarti, engkau telah menyia- nyiakan separoh
dari hidupmu. Si pelaut merasa sangat terhina, tetapi tidak bisa menjawab. Dia
tetap pada pekerjaannya sambil menunggu waktu yang tepat untuk membalas.
Pada pertengahan
perjalanan, datanglah badai, dan semakin berkecamuk. Inilah waktu yang tepat
untuk balas dendam, gumamnya dalam hati. ( si pelaut) bertanya kepada professor
yang sudah pucat pasih. Most revered
master professor, do you know how to swim? Professor yang sangat
terpelajar, apakah engkau bisa berenang? Tentu saja tidak, jawab professor
terbata- bata! Sayang sekali, kalau demikian. Sekarang engkau akan segera
menghabiskan seluruh sisa- sisa hidupmu. Kapal ini sebentar lagi tenggelam, dan
hanya ada satu jalan keluar, berenang! Sekarang semua buku- buku (teori)
berhargamu tidak dapat menolongmu. Engkau menilaiku sebagai seorang bodoh,
idiot. Sekarang lihatlah dirimu terjebak ke dalam lumpur seperti seekor keledai.
Rumi dalam kitab al- Matsnawi.
Sesungguhnya, setiap
kita memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Pada suatu ketika kita adalah
orang yang hebat, namun pada saat yang lain menjadi orang yang lemah tidak
berdaya. Di situlah letak manusia membutuhkan lainnya, tidak dapat hidup
sendiri, harus saling berbagi, menghormati, dan perduli.
Dalam Islam, kita
diharuskan belajar karena kelak itu diperlukan untuk menyelamatkan hidup,
diajarkan berbagi karena suatu saat kita memerlukan uluran tangan orang lain,
diperintahkan untuk menolong karena kita lemah tidak mampu melakukan semua
aspek sendiri, dituntut saling kasih sayang karena kita sama-sama dalam satu
takdir yakni tidak sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar