A. Paradigma
Secara sederhana paradigma penelitian diartikan sebagai
pola atau model dalam sebuah penelitian yang di dalamnya menjelaskan
keterkaitan antarbagian dalam satu susunan yang saling melengkapi dan berkaitan.
Secara umum dan paling dikenal terdapat dua macam paradigma, yaitu paradigma
ilmiah (Scientific Paradigm) dan
Paradigma alamiah (Naturalistic Paradigm).
Kedua paradigma yang sangat
terkenal di atas, sesungguhnya keduanya berusaha untuk mencapai kebenaran melalui
pendekatan yang berbeda, yaitu sebuah proses epistemologis untuk mencapai
kebenaran yang dicari setiap manusia. Aliran positivisme memiliki pandangan
bahwa kebenaran semata-mata berasal dari realitas empiris-sensual, bertolak
dari hukum-hukum ilmiah, menekankan bahwa obyek yang dikaji harus berupa fakta
yang teramati dan dapat diukur.
Pola pikir aliran positivisme
menghendaki obyek yang teramati dan terukur dalam bentuk variabel-variabel yang
jelas dan diturunkan dalam indikator-indikator. Kejelasan variabel-variabel
penelitian ini dalam rangka mencari hubungan atau pengaruh satu atau beberapa
variabel terhadap variabel lain karena menurut aliran ini, bahwa yang terjadi
di alam ini memiliki hukum sebab akibat, ada pengaruh dan ada yang dipengaruhi
serta ada keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan.
Berbeda dengan positivisme, aliran
rasionalisme menekankan bahwa ilmu berasal dari pemahaman intelektual manusia yang
dibangun atas kemampuan memberikan argumentasi secara logik rasional atas
fenomena yang terjadi. Oleh karena itu, penekanan aliran rasionalisme ialah ketajaman
rasio dalam pemaknaan terhadap obyek yang diteliti. Pemahaman intelektual dan
kemampuan argumentatif perlu didukung data empiris sehingga apa yang dihasilkan
dari proses berpikir rasional logis tersebut terbukti secara faktual. Bagi aliran
rasionalisme ini, fakta empirik bukan hanya yang bersifat sensual dalam bentuk
variabel-variabel, melainkan ada empiri logik, empiri teoritik, dan empiri
etik. Misalnya: ruang angkasa, peninggalan sejarah masa lampau, dan jarak
sekian tahun juta cahaya, semuanya merupakan realitas tetapi tidak mudah
dihayati secara sensual melainkan dapat dihayati secara teoritis keilmuan.
B. Konsep Dasar
Penelitian Kualitatif
1. David Williams
Penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan pendekatan alamiah,
dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Definisi
ini memberi gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah,
dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian khusus terhadap
fenomena-fenomena alamiah.
2. Denzin dan Lincoln
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud mentafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
3. Jane Richie
Penelitian kualitatif adalah
upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perfektifnya di dalam dunia, dari segi
konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang teliti.
Dari beberapa definisi di atas,
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik
untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam
suatu latar yang memiliki konteks khusus. Penelitian kualitatif menghasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau
kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif ini berusaha memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan
aktivitas secara holistik, dengan cara melakukan deskripsi dalam bentuk uraian
narasi terhadap suatu konteks alamiah dengan menggunakan metode alamiah.
Peneliti kualitatif memiliki
ciri atau karakteristik yang berbeda sangat kontras dengan penelitian
kuantitatif, yaitu:
1. Data yang dikumpulkan bersifat lunak yakni
mendeskripsikan orang tempat, hasil percakapan, dll,
2. Semua data yang diperoleh dari lapangan
tidak dianalisis secara statistikal,
3. Pertanyaan
penelitian tidak dirangkai oleh variabel-variabel operasional, melainkan
dirumuskan melalui kajian semua kompleksitas yang ada dalam konteks penelitian,
4. Tidak dapat dilakukan penelitian dengan
mendekati permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat uji
hipotesis,
5. Peneliti mengumpulkan data melalui
hubungan langsung dengan orang-orang pada situasi khusus,
6. Prosedur kerja pengumpulan data yang
paling umum digunakan adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam
Dalam penelitian kualitatif,
peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data
utama yang disebut dengan human
instrument. Karena jika memanfaatkan alat lain selain manusia, maka sangat dimungkinkan
adanya data yang tidak dapat digalih secara mendalam. Sebagai instrumen,
peneliti terlibat secara langsung bahkan berhubungan dan berinteraksi dengan
obyek yang diteliti guna mendapatkan pemahaman atas fenomena-fenomena yang
terjadi. Fenomena-fenomena itulah yang kemudian dicatat, didata dan direkam
oleh peneliti hingga sampai pada satu kesimpulan.
Penelitian kualitatif
menggunakan beberapa metode dalam mengkoleksi data seperti pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan karena :
1. Metode ini menyajikan secara langsung
hakekat hubungan antara peneliti dan responden dalam kurun waktu tertentu.
2. Metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh atas pola-pola nilai yang dihadapi.
Analisis data penelitian
merupakan kegiatan penting berupa proses mengorganisasi, memilah, dan
mensintesiskan data yang diperoleh dari lapangan berupa catatan, rekaman, foto,
dokumen sehingga terkumpul dalam satuan yang sama dan saling terkait satu
dengan lainnya. Tanpa analis, data menjadi tidak berfungsi dan berserakan
sia-sia. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif
sangat berperan untuk menterjemahkan dan mendeskripsikan data sesuai dengan
realitasnya lepas dari subyektivitas peneliti.
Dalam penelitian kualitatif,
analisis data dilakukan secara induktif, yaitu analisis data yang diperoleh
sumber-sumber kecil yang terpisah sehingga menjadi kumpulan data yang menyatu,
menjadi general, dan menjadi rumusan yang bersifat deduktif.
1. Proses induktif lebih dapat menemukan
kenyataan-kenyataan yang sangat bervariasi di lapangan untuk sampai pada
penyimpulan.
2. Lebih dapat membuat hubungan peneliti
dengan yang diteliti, responden lebih terbuka, dapat saling mengenal dan
memahami.
3. Lebih dapat menguraikan kejadian-kejadian
secara mendalam dengan melihat fakta-fakta secara langsung.
Setelah dilakukan analisis
data sesuai dengan jenis, bentuk, dan karakteristiknya, hal yang harus
dilakukan adalah penafsiran dan pembahasan data sehingga apa yang ditemukan
dalam penelitian memiliki makna yang dapat dipahami oleh orang lain.
Kebermaknaan data penelitian sangat erat kaitanya dengan uraian penafsiran dan
pembahasan yang detil, lugas, dan komprehensif peneliti dari proses pengamatan
dan penelitian yang dilakukannya.
Uraian di atas, karena penelitian
kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh hubungan
bagian-bagian yang sedang diamati jauh lebih jelas apabila diamati dalam prosesnya.
Sehingga proses yang terjadi dapat dijelaskan secara cermat dan mendalam untuk
menjawab kemengapaannya bukan sekedar apa hasilnya. Dalam penelitian
kualitatif, terdapat istilah obyektivitas, kesahihan, dan keterandalan.
1. Obyektivitas dalam tradisi kualitatif
adalah bahwa penelitian itu faktual dan dapat dikonfirmasikan baik proses
maupun hasilnya,
2. Kesahihan penelitian kualitatif merupakan
kesanggupan mendeskripsikan rekonstruksi realita secara lengkap dan detil
sebagaimana yang dikonstruksikan oleh respondennya,
3. Keterandalan penelitian kualitatif menekankan pada pernyataan bahwa hasil
penelitian dapat dipercaya dan dilaksanakan dengan penuh kejujuran. Hal ini
berarti bahwa hasil penelitian seperti catatan lapangan, foto, dokumen lainnya
dapat dicek akurasinya.
Hasil penelitian kualitatif sebagai
fokus yang diperoleh dari rangkaian proses penelitian sangat bergantung pada
dua hal berikut:
1. Hasil penelitian tergantung pada kualitas hubungan
antara peneliti dan obyek penelitian, semakin kondusif hubungan antara peneliti
dengan obyek yang diteliti kemungkinan data akan bisa diungkap secara mendalam,
sebaliknya semkain tidak kondusif antara peneliti dengan obyek penelitian maka
data kemungkinan tidak dapat digalih.
2. Konfirmasi hipotesis penelitian akan
menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui oleh orang-orang yang ada
kaitannya dengan yang diteliti. Dengan demikian hasil penelitan dapat
dikonfrontir dengan obyek penelitian.
C. Menulis Laporan Penelitian
Menulis merupakan aktivitas
yang memerlukan energi tersendiri disamping membutuhkan keterampilan yang
diperoleh melalui latihan kontinyu dari mulai yang sederhana dan pendek hingga
yang rumit dan panjang. Secara sederhana menulis merupakan kegiatan merangkai
huruf menjadi kata, menjadi kalimat dan menjadi paragraf yang mempunyai makna
tertentu. Dalam konteks menulis laporan hasil penelitian, merupakan kegiatan
menyusun apa yang ditemukan dalam proses pengamatan dan penelaahan untuk dibaca
oleh pihak lain sehingga informasi yang ada di dalamnya dapat dipahami dan
bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
Kualitas laporan hasil
penelitian kualitatif sangat bergantung pada penulisnya dalam mengurai,
merangkai, dan mendeskripsikan data tertentu sehingga mudah dipahami pembaca
baik dari sisi struktur bahasa maupun sistematika laporannya. Hal demikian,
karena data penelitian kualitatif yang berbentuk naratif cenderung lebih gemuk
dibandingkan data penelitian kuantitatif berbentuk angka-angka yang lebih
ramping. Terkait dengan format laporan, para ilmuwan telah menyusun format
untuk karya ilmiah yang terdiri dari : judul, abstrak, pendahuluan, materi dan
metode, temuan/hasil, diskusi/pembahasan, dan daftar pustaka.
- Judul (menggambarkan isi yang diteliti)
- Abstrak (merupakan ringkasan penelitian dari awal hingga akhir mencakup masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan)
- Pendahuluan (merupakan bagian pertama tubuh laporan hasil penelitian yang didalamnya mengungkap masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan aspek lainnya)
- Materi dan metode (materi merupakan kajian pustaka sebagai dasar yang mengarahkan peneliti melakukan penelitian sesuai tujuan. Kajian pustaka ini merupakan uraian lengkap tentang pokok variabel yang diteliti tidak sekedar membahas dan menjelaskan definisi. Sedangkan metode merupakan langkah-langkah dan cara yang dilakukan dalam penelitian sehingga memperoleh data yang valid dan handal)
- Temuan/hasil (merupakan data yang diperoleh dari proses penelitian baik berbentuk kualitatif maupun kuantitatif)
- Diskusi/pembahasan (merupakan penjelasan, analisis dan pengkajian peneliti terhadap data-data yang ditemukan sehingga saling berkait, bermakna dan mudah dipahami)
- Daftar pustaka (merupakan sumber rujukan yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian)
Urutan yang sangat logis ini
dapatlah diaplikasikan pada semua bentuk tulisan ilmiah. Cara efektif untuk
mengikutinya adalah dengan jalan menjawab empat pertanyaan di bawah ini
sekaligus sebagai jembatan dalam penulisan laporan hasil penelitian, yaitu:
- Apa masalahnya? Jawaban anda adalah Pendahuluan.
- Bagaimana anda meneliti masalahnya? Jawaban anda adalah materi dan metode.
- Apa yang anda temukan? Jawaban anda adalah Hasil/Temuan.
- Apa makna temuan itu? Jawaban anda adalah Pembahasan/Diskusi.
D. Daftar Bacaan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chourmain, M.A.S. Imam.
2006. Acuan Normatif Penelitian Untuk
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haromain Publishing
House.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Loraine Blaxtar, et.al. How To
Research. Seluk Beluk Melakukan Riset. Alih Bahasa Agustina R.E. Sitepoe.
Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Singarimbun, Masri. 1995.
Metode Pelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Sudarwan Danim. 2002. Menjadi
Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan
Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar