Senin, 01 Juli 2019

KRONOLOGI PERKEMBANGAN MANAJEMEN MODERN


Manajemen modern lahir tahun 1911 diprakarsai oleh Frederick W. Taylor yang dikenal dengan Scientific Management. Teori ini menkankan bahwa optimalisasi output dapat dilakukan melalui efisiensi prosedur kerja dengan memastikan spesialisasi dan kapabiltas pegawai dalam bekerja. Dengan demikian hasil yang maksimum dapat dicapai dengan input energy dan sumber daya yang minimum.
Tahun 1922 Weber mengembangkan Bureaucracy Model. Birokrasi adalah spesifik struktur administrasi yang legal dan berdasarkan orientasi ketentuan otoritas. Menurut Weber bahwa pemahaman terhadap organisasi dapat ditemukan melalui historical context kemudian mengembangkan birokrasi yang ideal. Dalam birokrasi menurutnya, harus terdiri dari pegawai yang profesional sehingga organisasi berfungsi efisien dan lancar. Terdapat beberapa macam struktur organisasi: 1) Simple structure. Model ini ada pada perusahaan kecil yang tidak ada level antara pemilik dan pekerja, pemiliki turut dalam melakukan pekerjaan dan koordinasi berlangsung secara spontan. 2) Hirarchical organization. Dalam model ini terdapat bermacam-macam tujuan tetapi hal yang terpenting adalah memberikan otoritas dan hak dalam menentukan keputusan. 3) Functional organization. Dalam konsep ini bahwa struktur dibuat berdasarkan fungsinya karena fakta menunjukkan bahwa kita terbagi dalam berbagai kemampuan berbeda-beda sehingga menyulitkan kita untuk saling memahami satu sama lainnya yang dapat menimbulkan konflik. 4) Product organization. Dalam model ini memfokuskan pada spesialisasi pegawai untuk menghasilkan produk yang spesifik. 5) Matrix organization. Dalam model ini bahwa organisasi dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda dalam rangka meningkatkan kemampuan berkompetisi melalui intensitas fokus pada proses bisnis yang dilakukannya.
Tahun 1925 Henry Fayol memunculkan Administrative Theory. Dalam teori ini, dikenalkan dua hal prinsip dalam organisasi yaitu coordination dan specialization. Koordinasi didasarkan pada hirarkhi struktur organisasi yang saling berkait satu sama lainnya, sedangkan spesialisasi konsen pada pengelompokkan berbagai aktivitas organisasi yang homogen dalam satu bagian tertentu.
Tahun 1933 Mayo melakukan penelitian yang dikenal Hawthorne Studies. Ia terkenal dengan Bapak gerakan hubungan antarmanusia. Hasil studinya menyatakan bahwa kelompok memiliki peran penting dalam mempengaruhi perilaku manusia dalam dunia kerja. Tahun 1954 Maslow terkenal dengan taoeri Hierarchy of Need. Maslow menyatakan bahwa dalam dunia kerja, motivasi manusia bertingkat dari yang paling dasar hingga paling tinggi yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Tahun 1957 McGragor mengungkap teori X dan teori Y. Dalam teori X bahwa manusia memiliki kutub negatif meliputi sikap, arah, tanggungjawab, motivasi dan kreativitasnya, sedangkan teori Y bahwa manusia memiliki kutub positif sehingga harus memerlukan stimulasi. Tahun 1965 muncul Achievement Theory oleh McClelland. Teori ini membagi kebutuhan menjadi 3 macam, yaitu acievement need (kebutuhan untuk berhasil/berprestasi), power need (kebutuhan untuk ambil tanggungjawab, memperoleh imbalan, memperoleh pengaruh dan berkuasa), dan affiliation need (kebutuhan interaksi sosial dan menciptakan persahabatan).
Tahun 1966 Motivation-Hygiene oleh Herzberg. Menurut teori ini ada dua faktor yang menentukan kepuasan kerja. Faktor pertama yang dapat meningkatkan kepuasan  yakni kinerja, kebermanfaatan kerja, tanggungjawab, pengaruh, pertumbuhan/perkembangan, kemajuan, dan pengakuan. Sedangkan faktor lainnya yang berfungsi mempertahankan kepuasan yaitu gaji, keamanan kerja, kondisi kerja, hubungan interpersonal, supervisi, keuntungan, dan aturan pegawai.
Tahun 1967 Fiedler mengenalkan teori Contingency Model. Menurutnya bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seorang mempengaruhi bawahan dalam bekerja sangat bergantung dengan situasi tugas kelompok. Menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi dengan situasinya. Tahun 1969 Hersey-Blanchard mengupas teori Situational Leadership. Menururt teori ini bahwa efektivitas kepemimpinan sangat bergantung pada situasi (kondisional). Ia mengenalkan 4 macam gaya, yakni telling, selling, participating, dan delegating.  Tahun 1972 Alderfer mengenalkan teori Existence, Relationship and Growth (ERG). Menurutnya bahwa ada 3 kelompok kebutuhan manusia, pertama penyediaan bahan baku yang bersifat fisiologis, kedua kebutuhan mempertahankan hubungan dengan orang lain, dan ketiga kebutuhan pengembangan diri.
Tahun 1976 Vroom dengan Expectancy Theory. Teori ini menyatakan bahwa intensitas kecenderungan seseorang melakukan pekerjaan tergantung pada intensitas harapan bahwa kinerja akan diikuti dengan hasil yang pasti dan memiliki daya tarik. Tahun 1985 lahir teori Organizational Culture oleh Schein. Menurutnya bahwa budaya organisasi dikembangkan dari waktu ke waktu dalam organisasi belajar untuk mencapai kesuksesan. Dalam organisasi belajar ini terdapat masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. 
Tahun 1997 Kotter mengenalkan teori Leading Change. Dalam teori ini dikenal dengan model 8 langkah perubahan, yaitu: 1) Membangun rasa urgensi (create urgency), 2) Membangun koalisi atau kelompok kerja untuk perubahan (form a powerful coalition), 3) Membangun visi dan strategi untuk perubahan (create a vision for change), 4) Mengkomunikasikan visi perubahan (communicate the vision), 5) Memberdayakan tindakan yang menyeluruh (empower action), 6) Menghasilkan kemenangan jangka pendek (create quick wins), 7) Mengkonsolidasi hasil dan mendorong perubahan yang lebih besar (build on change), 8) Menambahkan pendekatan baru dalam budaya (make it part of the culture).
Tahun 1998 Scott mengenalkan teori Rational, Natural, and Open System. Menurutnya bahwa organisasi merupakan struktur sosial yang terbentuk dari individu-individu. Organisasi ini dapat dilihat dari 3 perspektif, yaitu:  1) perspektif rasional bahwa organisasi memiliki tujuan spesifik dan untuk mencapai tujuan itu diperlukan struktur formal yang jelas, 2) perspektif natural bahwa organisasi bersifat kolektif yang setiap anggotanya memiliki beragam interes 3) perspektif sistem, bahwa organisasi merupakan sebuah sistem terbuka yang terbentuk melalui kombinasi antarbagian yang saling ketergantungan.