Kamis, 28 Januari 2016

MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN PENELITIAN KUALITATIF


A.    Paradigma
Secara sederhana paradigma penelitian diartikan sebagai pola atau model dalam sebuah penelitian yang di dalamnya menjelaskan keterkaitan antarbagian dalam satu susunan yang saling melengkapi dan berkaitan. Secara umum dan paling dikenal terdapat dua macam paradigma, yaitu paradigma ilmiah (Scientific Paradigm) dan Paradigma alamiah (Naturalistic Paradigm).
Kedua paradigma yang sangat terkenal di atas, sesungguhnya keduanya berusaha untuk mencapai kebenaran melalui pendekatan yang berbeda, yaitu sebuah proses epistemologis untuk mencapai kebenaran yang dicari setiap manusia. Aliran positivisme memiliki pandangan bahwa kebenaran semata-mata berasal dari realitas empiris-sensual, bertolak dari hukum-hukum ilmiah, menekankan bahwa obyek yang dikaji harus berupa fakta yang teramati dan dapat diukur.
Pola pikir aliran positivisme menghendaki obyek yang teramati dan terukur dalam bentuk variabel-variabel yang jelas dan diturunkan dalam indikator-indikator. Kejelasan variabel-variabel penelitian ini dalam rangka mencari hubungan atau pengaruh satu atau beberapa variabel terhadap variabel lain karena menurut aliran ini, bahwa yang terjadi di alam ini memiliki hukum sebab akibat, ada pengaruh dan ada yang dipengaruhi serta ada keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan.
Berbeda dengan positivisme, aliran rasionalisme menekankan bahwa ilmu berasal dari pemahaman intelektual manusia yang dibangun atas kemampuan memberikan argumentasi secara logik rasional atas fenomena yang terjadi. Oleh karena itu, penekanan aliran rasionalisme ialah ketajaman rasio dalam pemaknaan terhadap obyek yang diteliti. Pemahaman intelektual dan kemampuan argumentatif perlu didukung data empiris sehingga apa yang dihasilkan dari proses berpikir rasional logis tersebut terbukti secara faktual. Bagi aliran rasionalisme ini, fakta empirik bukan hanya yang bersifat sensual dalam bentuk variabel-variabel, melainkan ada empiri logik, empiri teoritik, dan empiri etik. Misalnya: ruang angkasa, peninggalan sejarah masa lampau, dan jarak sekian tahun juta cahaya, semuanya merupakan realitas tetapi tidak mudah dihayati secara sensual melainkan dapat dihayati secara teoritis keilmuan.

B.   Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
1.     David Williams 
      Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan pendekatan alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Definisi ini memberi gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian khusus terhadap fenomena-fenomena alamiah.
2.  Denzin dan Lincoln
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud mentafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
   3. Jane Richie
Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perfektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang teliti.
Dari beberapa definisi di atas, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang memiliki konteks khusus. Penelitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif ini berusaha memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan aktivitas secara holistik, dengan cara melakukan deskripsi dalam bentuk uraian narasi terhadap suatu konteks alamiah dengan menggunakan metode alamiah. 
Peneliti kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda sangat kontras dengan penelitian kuantitatif, yaitu:
1.     Data yang dikumpulkan bersifat lunak yakni mendeskripsikan orang tempat, hasil percakapan, dll,
2.     Semua data yang diperoleh dari lapangan tidak dianalisis secara statistikal,
3.  Pertanyaan penelitian tidak dirangkai oleh variabel-variabel operasional, melainkan dirumuskan melalui kajian semua kompleksitas yang ada dalam konteks penelitian,
4. Tidak dapat dilakukan penelitian dengan mendekati permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat uji hipotesis,
5.   Peneliti mengumpulkan data melalui hubungan langsung dengan orang-orang pada situasi khusus,
6.     Prosedur kerja pengumpulan data yang paling umum digunakan adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama yang disebut dengan human instrument. Karena jika memanfaatkan alat lain selain manusia, maka sangat dimungkinkan adanya data yang tidak dapat digalih secara mendalam. Sebagai instrumen, peneliti terlibat secara langsung bahkan berhubungan dan berinteraksi dengan obyek yang diteliti guna mendapatkan pemahaman atas fenomena-fenomena yang terjadi. Fenomena-fenomena itulah yang kemudian dicatat, didata dan direkam oleh peneliti hingga sampai pada satu kesimpulan.
Penelitian kualitatif menggunakan beberapa metode dalam mengkoleksi data seperti pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan karena :
1.     Metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden dalam kurun waktu tertentu.
2.     Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh atas pola-pola nilai yang dihadapi.
Analisis data penelitian merupakan kegiatan penting berupa proses mengorganisasi, memilah, dan mensintesiskan data yang diperoleh dari lapangan berupa catatan, rekaman, foto, dokumen sehingga terkumpul dalam satuan yang sama dan saling terkait satu dengan lainnya. Tanpa analis, data menjadi tidak berfungsi dan berserakan sia-sia. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif sangat berperan untuk menterjemahkan dan mendeskripsikan data sesuai dengan realitasnya lepas dari subyektivitas peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara induktif, yaitu analisis data yang diperoleh sumber-sumber kecil yang terpisah sehingga menjadi kumpulan data yang menyatu, menjadi general, dan menjadi rumusan yang bersifat deduktif.
1.  Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan yang sangat bervariasi di lapangan untuk sampai pada penyimpulan.
2.       Lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan yang diteliti, responden lebih terbuka, dapat saling mengenal dan memahami.
3.   Lebih dapat menguraikan kejadian-kejadian secara mendalam dengan melihat fakta-fakta secara langsung.
Setelah dilakukan analisis data sesuai dengan jenis, bentuk, dan karakteristiknya, hal yang harus dilakukan adalah penafsiran dan pembahasan data sehingga apa yang ditemukan dalam penelitian memiliki makna yang dapat dipahami oleh orang lain. Kebermaknaan data penelitian sangat erat kaitanya dengan uraian penafsiran dan pembahasan yang detil, lugas, dan komprehensif peneliti dari proses pengamatan dan penelitian yang dilakukannya.
Uraian di atas, karena penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diamati jauh lebih jelas apabila diamati dalam prosesnya. Sehingga proses yang terjadi dapat dijelaskan secara cermat dan mendalam untuk menjawab kemengapaannya bukan sekedar apa hasilnya. Dalam penelitian kualitatif, terdapat istilah obyektivitas, kesahihan, dan keterandalan.
1.     Obyektivitas dalam tradisi kualitatif adalah bahwa penelitian itu faktual dan dapat dikonfirmasikan baik proses maupun hasilnya,
2.     Kesahihan penelitian kualitatif merupakan kesanggupan mendeskripsikan rekonstruksi realita secara lengkap dan detil sebagaimana yang dikonstruksikan oleh respondennya,
3.     Keterandalan penelitian kualitatif  menekankan pada pernyataan bahwa hasil penelitian dapat dipercaya dan dilaksanakan dengan penuh kejujuran. Hal ini berarti bahwa hasil penelitian seperti catatan lapangan, foto, dokumen lainnya dapat dicek akurasinya.
Hasil penelitian kualitatif sebagai fokus yang diperoleh dari rangkaian proses penelitian sangat bergantung pada dua hal berikut:
1.  Hasil penelitian tergantung pada kualitas hubungan antara peneliti dan obyek penelitian, semakin kondusif hubungan antara peneliti dengan obyek yang diteliti kemungkinan data akan bisa diungkap secara mendalam, sebaliknya semkain tidak kondusif antara peneliti dengan obyek penelitian maka data kemungkinan tidak dapat digalih.
2.     Konfirmasi hipotesis penelitian akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti. Dengan demikian hasil penelitan dapat dikonfrontir dengan obyek penelitian.

C.  Menulis Laporan Penelitian
Menulis merupakan aktivitas yang memerlukan energi tersendiri disamping membutuhkan keterampilan yang diperoleh melalui latihan kontinyu dari mulai yang sederhana dan pendek hingga yang rumit dan panjang. Secara sederhana menulis merupakan kegiatan merangkai huruf menjadi kata, menjadi kalimat dan menjadi paragraf yang mempunyai makna tertentu. Dalam konteks menulis laporan hasil penelitian, merupakan kegiatan menyusun apa yang ditemukan dalam proses pengamatan dan penelaahan untuk dibaca oleh pihak lain sehingga informasi yang ada di dalamnya dapat dipahami dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
Kualitas laporan hasil penelitian kualitatif sangat bergantung pada penulisnya dalam mengurai, merangkai, dan mendeskripsikan data tertentu sehingga mudah dipahami pembaca baik dari sisi struktur bahasa maupun sistematika laporannya. Hal demikian, karena data penelitian kualitatif yang berbentuk naratif cenderung lebih gemuk dibandingkan data penelitian kuantitatif berbentuk angka-angka yang lebih ramping. Terkait dengan format laporan, para ilmuwan telah menyusun format untuk karya ilmiah yang terdiri dari : judul, abstrak, pendahuluan, materi dan metode, temuan/hasil, diskusi/pembahasan, dan daftar pustaka.
  1. Judul (menggambarkan isi yang diteliti)
  2. Abstrak (merupakan ringkasan penelitian dari awal hingga akhir mencakup masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan)
  3. Pendahuluan (merupakan bagian pertama tubuh laporan hasil penelitian yang didalamnya mengungkap masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan aspek lainnya)
  4. Materi dan metode (materi merupakan kajian pustaka sebagai dasar yang mengarahkan peneliti melakukan penelitian sesuai tujuan. Kajian pustaka ini merupakan uraian lengkap tentang pokok variabel yang diteliti tidak sekedar membahas dan menjelaskan definisi. Sedangkan metode merupakan langkah-langkah dan cara yang dilakukan dalam penelitian sehingga memperoleh data yang valid dan handal)
  5. Temuan/hasil (merupakan data yang diperoleh dari proses penelitian baik berbentuk kualitatif maupun kuantitatif)
  6. Diskusi/pembahasan (merupakan penjelasan, analisis dan pengkajian peneliti terhadap data-data yang ditemukan sehingga saling berkait, bermakna dan mudah dipahami)
  7. Daftar pustaka (merupakan sumber rujukan yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian)
Urutan yang sangat logis ini dapatlah diaplikasikan pada semua bentuk tulisan ilmiah. Cara efektif untuk mengikutinya adalah dengan jalan menjawab empat pertanyaan di bawah ini sekaligus sebagai jembatan dalam penulisan laporan hasil penelitian, yaitu:
  1. Apa masalahnya? Jawaban anda adalah Pendahuluan.
  2. Bagaimana anda meneliti masalahnya? Jawaban anda adalah materi dan metode.
  3. Apa yang anda temukan? Jawaban anda adalah Hasil/Temuan.
  4. Apa makna temuan itu? Jawaban anda adalah Pembahasan/Diskusi.

D.  Daftar Bacaan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chourmain, M.A.S. Imam. 2006. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haromain Publishing House.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. 
Loraine Blaxtar, et.al. How To Research. Seluk Beluk Melakukan Riset. Alih Bahasa Agustina R.E. Sitepoe. Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Pelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Sudarwan Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar