Rabu, 15 Mei 2019

MENULIS JURNAL SCOPUS


Dari sekian banyak penerbitan jurnal seperti elsivier dan Jhon Wiley and Sons adalah perusahaan yang konteknsnya adalah bisnis sedangkan yang dari perguruan tinggi hanya beberapa saja. Setuju atau tidak, saat ini dunia akademik diarahkan kesana. Agar artikel kita dapat diterima pada berbagai jurnal scopus tentu perlu tips dan trik memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan.
Salah satu kunci tulisan kita bisa masuk ke jurnal terindeks scopus adalah dengan cara menjadikan tulisan kita itu merupakan bagian kesuksesan orang lain. Artinya, jika kita ingin masuk dalam jurnal X, maka kita setidaknya mengutip tulisan yang ada dalam jurnal tersebut, karena dengan kita mengutipnya maka indeksasi jurnal tersebut meningkat.
Menulis merupakan hal mudah asal dilakukan secara terus menerus karena sumber terbuka lebar, dapat diakses kapan dan dimanapun. Dua hal syarat dalam menulis yakni: 1) tulisan itu enak dibaca, dan 2) hal yang kita tulis adalah hal yang memang perlu ditulis. Sesungguhnya menulis yang baik adalah menjiplak, tetapi menjiplak yang dibenarkan. Oleh karena itu kita harus banyak membuka jurnal dan melihat atau mencontoh model judul dan tulisan orang tersebut. Setelah itu kita tiru modelnya dengan konteks yang berbeda.
Kategori jurnal itu tidak sama pada setiap jenis jurnal. Ketegori Q1, Q2, Q3, dan Q4 itu pembagian dalam 4 kategori (Quarter). Misal jurnal X indeks urutan ke 300, maka dalam kelompok jurnal tertentu bisa masuk Q2 (dari 1000 jurnal maka pembagian quarternya per 250 jurnal) sedangkan dalam kelompok yang hanya 400 jurnal maka pembagian quartenya per 100 jurnal, maka jurnal tersebut masuk Q3.
Kita harus terbiasa membuka jurnal melalui SJR (Scimago Journal & Country Rank). Apabila ada jurnal yang kita tidak bisa mendownload nya maka kita copy kode DOI nya ke menu alamat (SCI-HUB) untuk dapat membuka full text jurnalnya.
Dalam menulis untuk scopus kita jangan melebihi yang ditetapkan akan tetapi jika kurang malah lebih baik. Contoh kita menulis per alinea antara 10 sampai dengan 15 baris, menulis introduction maksimal 4 alinea, Dalam research finding, scopus tidak menghendaki mencampur dan menafsirkan data, kita hanya menampilkan dan memberikan  penjelasan sedikit tentang data itu.

Menentukan judul yang baik ada 2 kriteria yaitu memiliki obyek material dan obyek formal:
1.     Obyek material
Obyek material merupakan fokus yang hendak diteliti. Jika kita akan meneliti tentang terorisme, maka harus dipikirkan apakah kita bisa berkomunikasi dengan teroris tersebut. Dalam menentukan obyek material jangan sampai kita memperjuangkan satu informan untuk mencapai wisdom tertentu temuannya diragukan. Misal meneliti tentang penggali kuburan yang tidak pernah solat sementara penggali lainnya solat, maka hasil yang akan dicapai tidak akan memperoleh wisdom.
Bisa jadi penelitian mengangkat persoalan sederhana tentang tentang penilaian buku agama, namun jika kita bisa menemukan sesuatu dalam buku tersebut sehingga dapat memperbaiki isi buku tersebut, maka wisdom-nya bermanfaat untuk jutaan siswa se-Indonesia.
2.     Obyek formal
Obyek formal artinya bahwa persoalan yang kita teliti ada konsep yang mendukungnya.
Contoh judul: Implementasi Kebijakan Kerukunan Umat Beragama: Undang-Undang Nomor 16 tahun 2017.
Obyek materialnya: Undang-Undang Nomor 16 tahun 2017
Obyek formalnya : Implementasi
Menurut teori Grindle bahwa dalam implementasi terdapat 3 hal penting:
a)     Koordinasi (komunikasi)
b)    SDM
c)     Struktur birokrasi
Berdasarkan teori tersebut, maka literatur yang kita bangun dalam artikel harus terkait dengan 3 hal tersebut, yakni tentang konsep koordinasi (komunikasi), SDM, dan struktur birokrasi.
            Contoh judul lain: Konstruksi budaya atas tradisi Islam: Maulid Nabi di Takalar
Obyek material : Maulid nabi
Obyek formal : Konstruksi
Menurut teori Berger tentang konstruksi terdapat 3 hal mendasar:
a). Eskternalisasi (kreasi nilai-nilai)
b). Objektivasi (inter-subyektif)
c). Internalisasi (adopsi)
Dalam menulis jurnal kita harus memahami terlebih dahulu template penulisan jurnalnya. Hal ini berbeda-beda pada setiap jurnal ada yang menghendaki 7500 kata, ada pula jurnal yang hanya menghendaki 4500 kata. Begitu pula struktur dan sistematika di dalamnya. Secara umum sistematika jurnal sebagai berikut:

1.     INTRODUCTION (Maksimal 20 baris) atau sebanyak 500 kata
Introduction merupakan miniatur artike/tulisan kita. Reviewer akan dapat menebak konten suatu jurnal hanya dengan membaca introductionnya. Bahkan dengan konten introduction akan menentukan apakah tulisan itu layak diterima (accept) atau ditolak (decline). Isi introduction terdiri dari:
a)     Alinea pertama: Berisi isu penting/baru/mengagetkan (kata kuncinya harus ada kata “tetapi”, misalnya: Masyarakat Aceh terkenal dengan sikap religiusitasnya tetapi realitasnya pelecehan seksual pada remaja termasuk kategori tinggi)
Kalimat pertama dalam introduction ini merupakan kalimat shocking (mengagetkan) atau istilahnya dassein dan dassolen. Kalimat pertama introduction sangat penting dan menentukan diterima atau tidaknya artikel kita. Dalam introduction cukup dengan 4 alinea. Alinea selanjutnya setelah shocking, bersifat menguatkan kalimat alinea pertama. Alinea ketiga menguatkan lagi dengan dilengkapi data. Alinea keempat adalah statement ahli tentang kalimat-kalimat kita di atas.
b)    Alinea kedua: Berisi tentang alasan mengapa tulisan ini penting. Misalnya dalam literatur dinyatakan bahwa sejauh ini penelitian tentang memandikan jenazah hanya mentitikberatkan pada isu/aspek pembicaraan. Pertama melihat proses pemandian sebagai suatu tradisi yang berlangsung dalam masyarakat tertentu (A, 2006, B, 2010, C, 2015). Kedua, pemandian dilihat dari segi hukum Islam (E, 2012, F, 2011). Ketiga, pemandian jenazah dilihat dari persepsi masyarakat dan keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam proses pemandian jenazah (M, 2017, L, 2016)
Contoh lain: artikel tentang radikalisme. Nah kita mengemukakan dari hal itu dari berbagai perspektif. Misalnya bahwa studi yang ada selama ini melihat radikalisme berbicara tentang darah, studi kedua radikalisme bicara tentang perilaku bejad, rusak dan kejam, dan ketiga studi radikalisme berbicara tentang salah tafsir. Dari ketiga studi di atas, belum ada penelitian yang memberikan perhatian pada dimensi dampak. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa pelaku adalah korban bukan pelaku. Oleh karena itu, studi ini akan mengkaji tentang radikalisme dari perspektif dampak.
c)     Alinea ketiga berisi tujuan penulisan. 1) Pertanyaan deskriptif (Menggambarkan, misal bagaimana pelaksanaan program yang dikembangkan dalam pendidikan), 2) Pertanyaan kritis (Menguraikan faktor/dampak, misal: bagaimana dampak kepemimpinan terhadap keberhasilan program), dan 3) Pertanyaan transformatif (Misal: bagaimana model kebijakan partisipatif dapat dikembangkan/model pendidikan yang kontekstual)
d)    Alinea keempat berisi argumen/hipotesis.  Dalam penelitian kualitatif diisi dengan asumsi-asumsi. Seperti: Tentang politik...bahwa perilaku politik masyarakat ada keterkaitannya dengan kebudayaan setempat. Contoh lain: Bahwa dalam pemandian jenazah selain dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam juga dipengaruhi oleh praktek budaya masyarakat setempat.
Pada akhir kalimat alinea keempat ditulis: Dengan tiga pertanyaan atau pernyataan di atas, maka akan diperoleh pemahaman yang lebih bersifat diakronis, tidak hanya sinkronis.

2.     LITERATURE REVIEW (Sebanyak 2500 kata)
Literature review bukan reading literature. Lima hal penting yang dilakukan dalam literature review adalah membaca judul, abstrak, sub-sub judul, mencari kutipan/pernyataan-pernyataan penting, dan kesimpulan. Kita perlu menyusun literatur sebagai guide dan karena kita memerlukan apa yang pernah digunakan orang lain dalam penelitian. Isi dalam literature review ini adalah:
a)     Konsep I
b)    Konsep II
c)     Konsep III
Dalam penjelasan setiap konsep meliputi 3 aspek yakni definisi, kategori/bentuk-bentuk, dan output

3.     METHOD (Sebanyak 500 kata)
Dalam uraian method dijelaskan tentang:
A.    Method I
B.    Method II
C.    Method III
Alternatif lain selain 3 hal di atas, dalam method ini menjelaskan lokasi, jenis penelitian (kualitatif dan kuantitatif, sumber informasi/informan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4.     RESULT/FINDING RESEARCH (Sebanyak 1000-1500 kata)
A.    Menjabarkan dari  pertanyaan penelitian I (deskriptif)
1)    Alinea 1
2)    Alinea 2
3)    Alinea 3
B.    Menjelaskan dari pertanyaan penelitian II (Kritis)
1)    Alinea 1
2)    Alinea 2
3)    Alinea 3
C.    Menjelaskan dari pertanyaan penelitian III (Transformatif)
1)    Alinea 1
2)    Alinea 2
3)    Alinea 3

5.     DISCUSSION (Sebanyak 1000-1500 kata)
Discussion ini menguraikan result of research dibantu dengan literature review. Dalam discussion dipengaruhi oleh argumen/hipotesis yang diajukan dan didasarkan pada literatur yang dibangun sebagai pondasinya.
Dalam discussion mengungkapkan what? Yaitu apa temuannya, kemudian so what? Lalu bagaimana dengan temuan tersebut dijelaskan dengan menggunakan data-data yang ditemukan. Kalimat dalam discussion ini dijelaskan dengan kata “karena”, misal: implementasi kebijakan yang diterapkan ini tidak berhasil karena lemahnya kooordinasi/komunikasi (aspek koordinasi/komunikasi telah dibahas dengan teori Grindle yang telah dijelaskan dalam literature review). Hal tentang lemahnya koordinasi/komunikasi didasarkan pada fakta hasil penelitian.

6.     CONCLUSION (Sebanyak 300 kata)
Conclusion menjawab pertanyaan penelitian, jumlahnya maksimal 3 alinea yang masing-masing alinea menjawa pertanyaan tujuan penelitian. Kesimpulan yang baik mengandung kata “ternyata” artinya hal tersebut tidak dapat dijawab tanpa melakukan penelitian. Setelah dijawab dalam kesimpulan kemudian dilanjutkan dengan implikasi yakni analisis makna tentang prediksi apa yang akan terjadi bersumber dari kesimpulan. Setelah itu diuraikan keterbatasan penelitian yang berfungsi memberikan peluang kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian dari aspek atau sudut pandang berbeda.

7.     REFERENCES
Referensi diambil dari berbagai sumber jurnal terbaru yang memiliki kualitas tinggi. Skripsi dapat juga dijadikan rujukan tapi datanya saja jangan perspektifnya karena termasuk sumber kategori lemah.
Sumber kutipan ada dua macam: 1) sumber sebagai bahan/obyek material, nah ini memungkinkan dari sumber terbitan tahun yang lama, 2) Perspektif/teori, ini harus dari terbitan terbaru.

3 komentar:

  1. sangat bermanfaat... thanks share ilmunya kang

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfaat... terima kasih bpk...

    BalasHapus
  3. Sangat bagus, Insyaa Allah bermanfaat. Aamiin

    BalasHapus